Senin, 27 Juni 2011

INDONESIA OPEN

Ajang bulutangkis tahunan bergengsi yang diselenggarakan di Indonesia ini tepatnya di Istora Gelora Bung Karno Senayan yang telah berlangsung kurang dari seminggu (21-26 Juni) udah buat gw excited banget. Gw udah gak sabar nunggu DIO (Djarum Indonesia Open) ini pas setelah tournament Sudirman Cup di Cina selesai, gw udah ngebayangin tournament yang menyediakan hadiah terbesar dari super series yang lain ini bakalan berlangsung meriah dan seru.

Pada babak kualifikasi banyak pemain Indonesia yang tumbang seperti Simon Santoso dan Soni Dwi Kuncoro, tapi banyak juga pemain Indonesia yang melaju ke round 2 seperti Taufik Hidayat, Greys/Jauhari, Kido/Hendra, Ahmad/Lyliana, Firdasari, dll. Di babak round 2 banyak kejutan dengan tumbangnya para pemain-pemain unggulan seperti Lee Yong Dae/Jae Sung yang dikalahkan rising star pasangan muda Indonesia Angga/Ryan dan si pangeran bulutangkis Lin Dan yang dikalahkan tunggal Jepang. Firdasari yang lebih awal lolos, Ahmad/Lyliana yang melaju mulus mengalahkan pasangan Jepang, Taufik juga melaju mulus mengalahkan Bao Chun Lai, Kido/Hendra juga demikian, Vita/Nadya dan Bona/Ahsan juga, Greys/Jauhari yang bekerja keras lolos ke Quarter Final mengalahkan pasangan India.

Hasilnya 9 wakil Indonesia di semua sektor dapat melaju ke babak Quarter Final, Quarter Final berlangsung pada hari Jumat 24 Juni, gw udah ngerancang waktu buat cepet-cepet nonton Indonesia Open, gw tidur pagi, bangun pas banget sebelum sholat jumat, pulang sholat jumat langsung mantengin Indonesia Open lagi, hahahahaha.
Di babak ini gw agak sedih karena wakil-wakil Indonesia banyak yang kalah, seperti Taufik Hidayat yang kalah dari om Peter Gade, Greys/Jauhari kalah dari pasangan Denmark, Firdasari kalah dari tunggal Cina, alhasil hanya 4 wakil Indonesia di babak semifinal yaitu 2 di sektor tunggal putra yaitu Kido/Hendra dan Bona/Ahsan, 1 dari ganda putri yaitu Vita/Nadya, dan 1 dari ganda campuran yaitu Ahmad/Lyliana.

Besoknya, hari sabtu 25 Juni babak semifinal digelar, penonton di Istora semakin ramai dan meriah, mereka semua termasuk gw berharap 4 wakil Indonesia di semifinal ini dapat lolos ke babak Final tapi hasilnya hanya 2 wakil Indonesia di final yaitu Tantowi Ahmad/Lyliana Natsir dan Vita Marissa/Nadya Melati yang masing-masing mengalahkan pasangan dari Denmark dan Jepang sementara Markis Kido/Hendra Setiawan dan Bona/Ahsan sama-sama dikalahkan ganda putra Cina dan terjadilah all Cina Final di sektor ganda putra.

Pada Final Minggu 26 Juni, 2 wakil Indonesia bermain pada pertandingan keempat dan kelima, pertandingan pertama yaitu gandra putra yang dimenangkan oleh Cai Yun/Fu HaiFeng (China), pertandingan kedua tunggal putri yang dimenangkan Wang YiHan (China) mengalahkan dan mematahkan hattricknya Saina Nehwal (India), pertandinagn ketiga tunggal putra yang dimenangkan Lee Chong Wei  (Malay) mengalahkan om Peter Gade (Denmark) gw kagum bgt sama pertandingan ini khususnya sama Lee Chong Wei, maennya gokil banget bro, mungkin saat ini dia dewa bulutangkis dunia, jelas dia sekarang peringkat 1 dunia.
Pertandingan keempat yang gw tunggu-tunggu ganda putri Vita Marissa/Nadya Melati melawan ganda putri Cina (peringkat 1 dunia), dan pertandingannya pun berlangsung seperti tidak seimbang, Vita/Nadya banyak melakukan kesalahan-kesalahan, kalah skill dan mental, dan akhirnya mereka kalah straight game langsung dengan perolehan poin yang cukup jauh.
Pertandingan terakhir, pertandingan puncak dan benar-benar puncak ada di ganda campuran Tantowi Ahmad/Lyliana Natsir (peringkat 3 dunia) melawan ganda campuran Cina (lagi) peringkat 1 dunia, gw sangat optimis sama pasangan ini karena dari babak-babak awal mereka bermain sangat luar biasa terbukti dengan kemenangan mereka di babak-babak awal dengan straight game langsung, hasilnya terbukti di set pertama dengan melesat jauh 11-9 dan akhirnya memenangkan set pertama dengan 22-20, tapi permainan mereka berbeda di set kedua, mereka tertekan oleh pasangan Cina ini hasilnya terpaksa set kedua diraih pasangan Cina dan terpaksa bermain rubber game, di set ketiga ini permainan mereka sangat jauh menurun dibandingkan dengan set pertama, dan hasilnya pun mereka harus menyerah kalah dari pasangan no 1 dunia ini.

Yaa itulah hasilnya dari Indonesia Open ini, lagi-lagi kita puasa gelar setelah tahun 2008 di ajang dimana kita selaku tuan rumahnya ini, tapi tournament ini semakin membakar rasa NASIONALISME gw sebagai bangsa INDONESIA, mungkin beberapa temen gw nggak tertarik dengan tournament ini atau mengira gw lebay dll. Tapi beda dengan gw, lihat saja di acc twitter gw @DaniWaldanI (23-26 Juni) kalau sudah jam setengah 2 siang sampai jam setengah 6 sore bahkan sampai malam updatean twitter gw tentang Indonesia Open dengan hastags #IndonesiaOpen, semua mentions gw RTan dari temen-temen tentang DIO ini, bahkan ada yang bilang ke gw "Dan, kok lu update banget sii", twittan gw tentang hasil-hasil pertandingan, gw udah kaya Live Twitt sebagai admin, hehehe. twittan gw yang selalu ngasih support ke pemain-pemain bulutangkis INDONESIA, walaupun kalah gw tetap support mereka, mentions ke acc twitter mereka seperti "we still proud of u @taufikhidayat_1 @GreysPolii @firdasari86 @Bona_septano dll, terimakasih atas perjuangan kalian selama kurang dari seminggu ini! tetap bersemangat dan berjuang mengharumkan nama bangsa!" disini gw nemu acc yang selalu update tentang bulutangkis Indonesia yaitu @infobulutangkis, gw dapet info-info baru tentang bulutangkis dari acc ini dan gw sekarang menjadi 1 dari 2000an followersnya :)


Tapi disini gw ngerasa salut banget dengan supporter bulutangkis Indonesia di Istora, mereka selalu berteriak INDONESIA INDONESIA, mereka selalu bersorak mendukung atlet Indonesia yang bertanding, walaupun sedang tertinggal ataupun kalah mereka terus support, gw terus terusan merinding melihat dan mendengar support yang mereka berikan, KEREEN! someday gw harus bergabung dan merasakan atmosfer yang luar biasa itu, walaupun gw menonton di TV tapi kehebohan dan support gw mungkin gak kalah sama mereka di Istora, gw selalu berteriak, menyanyikan yel-yel, meneriakkan INDONESIA INDONESIA, tapi entah kenapa gw ngerasa ini anti klimaks buat gw yang udah excited banget dan hasilnya nihil, mungkin PBSI dan para pemain harus berbenah untuk hasil yang lebih sempurna, anyway THANK'S TO #INDONESIAOPEN

Mungkin disini ada pertanyaan kenapa gw selalu heboh atau excited dengan pertandingan-pertandingan Indonesia? jawaban gw kembali lagi ke bio gw, Yupz cause I  INDONESIA :)
Gw ngerasa olahraga terpopuler di Indonesia setelah sepakbola adalah bulutangkis, tapi semua olahraga yang menyangkut nama Indonesia pasti gw dukung :)

Rabu, 01 Juni 2011

CLASS OF PRODUCTION ARMY

Kita rasakan hangat indahnya sang mentari membangunkan kami dari tidur yang lelap ini, sinarmu yang terang mulai memasuki mata dan mengusir kami dari alam mimpi dan kini kami bergegas tuk segera siapkan diri kami tuk memulai menjalani hari ini, tak sabar kami temui seluruh sahabat yang tersenyum menyambutnya datangnya pagi ini. Dan kami katakan selamaaat pagii ! Hampir setiap pagi kami bergegas dari seluruh penjuru negeri untuk berkumpul di camp kami SMKG Desa Putera yg letaknya berada di pinggir danau yang terkenal yaitu “Danau Babakan”.

Banyak alat-alat yang kami gunakan untuk sampai di camp kami tercinta, seperti odong-odong, bangke kapal, kuda besi, ular baja, busway DP, bahkan betis kami sendiri. Kami harus memacu kendaraan dan berlari agar kami tidak telat sampai di camp yang bisa menghukum kami dengan cara membantu meringankan pekerjaan babe. Setiap pagi sebelum pelatihan kami selalu di bariskan oleh para kolonel untuk diadakan briefing.

Pada tahun pertama, awalnya kami 36 prajurit digembleng oleh senior kami dalam waktu 1 minggu untuk menguatkan mental dan fisik kami serta untuk menyesuaikan diri dengan suasana camp, setelah lulus penggemblengan kami dipimpin oleh Kolonel Jusup Adji Nugroho yang ahli dalam bidang sejarah dan kewarganegaraan serta kami dibimbing oleh kapten Deska beserta jajarannya dalam pelatihan, di tahun pertama ini kami memulai proses adaptasi dengan camp, lingkungan, dan teman-teman.

Pada tahun ini, kami harus kehilangan 1 prajurit yaitu Kevin yang melalaikan makna disiplin. Dan pada tahun ini juga kami harus dihadapkan dengan system DO (Drop Out) yang bisa memulangkan kami kembali ke kampung halaman kami masing-masing, setelah 1 tahun berlalu akhirnya datang juga pengumuman siapa prajurit yang harus di DO oleh para kolonel camp, dan akhirnya kami semua lulus DO dan berhak melakukan pelatihan ke tingkat selanjutnya.

Dalam tahun kedua, kami masih dipimpin oleh kolonel yang sama dan harus mengungsi ke barak yang sedikit gersang dan sumpek yang berada di depan camp dan pangkat kapten berganti kepada kapten Iko beserta jajarannya, pada bulan Januari kami harus mengikuti program tahunan yaitu Kunjungan Industri dan Sosial Budaya di Bekasi & Jogjakarta selama 5 hari, pada tahun ini banyak kasus-kasus yang kami lakukan seperti 3D kegap oleh kolonel Hendrawan membakar lintingan tembakau, para prajurit kegap mencontek saat evaluasi pelatihan, dan kenakalan-kenakalan lainnya. Dalam tahun ini juga para prajurit mulai menjajakan rasa cintanya ke ladies Army tetangga, ladies Army Junior, dan ladies Army senior.

Ditahun kedua ini kami mempunyai beberapa prestasi dalam bidang olahraga yang diselenggarakan oleh kolonel beserta para anak buahnya yang biasa dinamakan OSIS Cup, kami juara 1 tenis meja, juara 2 sepak bola dan futsal. CPA memang dikenal oleh angkatan dengan Class of athlete, karena kami memiliki para ahli dalam bidang olahraga seperti sepak bola, futsal, basket, voli, tenis meja, dll.

Sampai pada pengumuman untuk naik ketingkat pelatihan selanjutnya, kami semua dinyatakan lolos ke tingkat terakhir pada proses pelatihan di camp Desa Putera. Pada tahun ketiga ini kami langsung ditugaskan untuk mencari tempat pelatihan kerja lapangan dan kami segera menyebar ke pelosok-pelosok negeri di Nusantara, ada yang menyebar ke wilayah  Barat pulau Jawa, hanya di Ibu Kota, bahkan sampai yang paling jauh ke wiayah Timur pulau Jawa. Banyak sarana kami untuk menuju tempat pelatihan kerja lapangan seperti menggunakan kendaraan sendiri, ular besi, bahkan sampai harus menyewa barak-barak yang letaknya di dekat tempat pelatihan kerja lapangan itu.

Setelah 4 bulan kami melakukan pelatihan, kami harus segera kembali ke camp untuk melakukan pelatihan di tahun terakhir. Banyak ilmu, wawasan, serta pengalaman yang kami dapatkan dari proses pelatihan kerja lapangan tersebut dan kami harus mempertanggung jawabkan hasilnya dalam bentuk laporan. Pada tahun ketiga ini kami sudah tidak dipimpin oleh kolonel Jusup Adji Nugroho karena tugasnya harus segera diserahkan kepada kolonel Mr.Danar yang ahli dalam bidang bahasa Inggris dan pangkat kapten juga berganti kepada kapten Peppy. Dalam pelatihan tahun terakhir ini kami harus melakukan pelatihan serius pada tahun terakhir ini karena kami harus segera meninggalkan camp untuk satu tujuan yaitu LULUS.

Berikut ini adalah prajurit-prajurit CPA: BEDOEL “musisi berwajah manis”, ADIT “si begenk anak kolonel master offset”, AGIL “CR7 kw tak terhingga”, PEPPY “anak setu berbadan gempal”, MBHULL “anak futsal Dinho wanna be”, NARTO “Si ganteng berlumuran oli”, BAPAU “Bos Gayus yg pemalas”, VINO “si slamdunk korban penculikan”, ALIF ”si kalem yang rapi”, ANDIKA “anak HC yg pendiam”, IPUL “kambing hitam adiknya Eras”, ASHARI “siluman buaya yg selalu tersenyum”, BAGUS “autis yang salting”, BEPE “pria bersahaja yg ngotot”, BINTANK “master MTK digital binding”, AJI “autis berahang besar”, DANI “si caplang idola wanita”, DENY “anak musik berperawakan Cina”, DESKA “si homo berbadan kekar”, DESTI “ si lebar yang malas”, IMAM “si gokil pembuat onar”, ERAS ”abangnya Ipul yg selalu teraniaya”, ERIK “anak Batak tendangan maut”, FADLI “anak betawi ceplas ceplos”, FANI “anak acara yg selalu heboh”,  Q-MUNK “aki-aki berjiwa muda”, IKO “kapten of master fisika dan IPA”, GREG “anak multis talentess”, IJAL “anak kecil asli betawi”, HENDRA “Gatot kaca yang mandiri”, HENDRO “si gemulai yg narsis”, AKO “anak Timur yg doyan reggae”, IVAN “juragan minyak dari Arab”, SAPROL “si toa sleeping beauty man”, BUDI “si cogan dari Korea.

Banyak kenangan-kenangan dari Desa Putera yg hampir  setiap hari merekam aktifitas kami yang tak akan kami lupakan di camp ini baik suka duka, senang, sedih, canda tawa, senda gurau, cengan, keseriusan, perselisihan, persahabatan, dll. Semuanya telah terekam dalam memory kebersamaan dan perjuangan, terbang bersama debu yang tertiup angin dan melekat di sanubari. Kelas akan kami tinggalkan tak berpenghuni, bangku yang tergantung di atas meja, papan tulis yang dibiarkan melipat, dan putih abu-abu yang akan menjadi saksi kami kelak. Betapa indahnya masa-masa SMK, itu semua akan menjadikan sebuah kerinduan dimasa yang akan datang, dan pastinya kami akan memutar kembali rekaman tersebut dimasa yang akan datang dan akan kami ceritakan kepada anak cucu kami karena kami merasa bangga pernah menjadi bagian dalam sejarah Desa Putera dan pernah hidup didalamnya.

Terima kasih CPA, Terima kasih guru-guruku, Terima kasih teman-teman, dan Terima kasih DESA PUTERA, engkau telah memberikan kami banyak hal. Tak ada ungkapan rasa cinta dan sayang yang tepat selain kata sederhana yaitu “TERIMA KASIH” atas semua memory, kenangan, jasa, pelajaran yang telah diberikan kepada kami selama kurang lebih 8760 jam.